Amanah | 19 Februari 2021

   


    Hai, gimana kabarnya? Mudah mudahan tidak sedang mengeluh karena merasa paling jatuh atau sedang terbeban dengan tanggung jawab yang harus di emban. Ngomongin soal tanggung jawab, tentu erat kaitannya dengan amanah. Pernah kebayang gak sih tiba-tiba harus menjalankan sebuah amanah yang sama sekali gak pernah terpikirkan dalam hidupmu sebelumnya? Ya misalnya tiba-tiba diminta jadi ketua kelas atau bahkan diminta untuk jadi ketua BEM? Hahaha rasanya kaget banget gak sih? atau mungkin senang untuk yang terbiasa aktif dalam sebuah organisasi. Tapi untuk mahasiswi kupu-kupu (kuliah-pulang-kulah-pulang) sepertiku tentu saja itu menjadi sebuah bom tanpa waktu, tanpa aba-aba menghantam bagai meteor. hadeuh mulai deh lebaynya. Ya walaupun  amanah yang ku maksud tidak sebesar tanggung jawab seorang ketua BEM atau bahkan lebih kecil dari tanggung jawab seorang ketua kelas (mungkin). 

    Bagiku seorang ketua itu harus bisa diandalkan, harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri juga pada anggotanya. Yup, harus punya tanggung jawab yang besar, sangat besar, dan aku merasa belum siap untuk itu. Terlebih jika amanah itu datang secara tiba-tiba hingga aku tak memiliki waktu untuk mempersiapkan apapun. Berkali-kali aku berbicara denga diriku sendiri, berkali-kali aku menatap wajahku, bertanya apakah aku siap? Apakah aku mampu? Bagaimana jika aku melakukan kesalahan? Lalu aku harus apa? Langkah apa yang harus kuambil? Bagaimana jika aku gagal memimpin? Dan segulung kalimat tanya lainnya  yang berputar di kepalaku bagai roller coaster tanpa ujung.

    Sampai suatu saat roller coaster itu berhenti pada kalimat amanah tidak akan jatuh di pundak yang salah. Kalau ditanya berat? Ya bagiku ini cukup berat. Manusia tanpa kesibukan tiba-tiba mendapatkan tumpukan amanah yang harus dijalankan. Sepertinya ini tulisan spontanitas pertamaku meluapkan segala emosi dan sesak di dada. Aku merasa lega saja menuliskan ini semua, tentu saja setelah berdo'a pada Allah Swt. Jika dibuat senarai apa-apa saja amanah ku di tahun ini mungkin melihatnya saja akan terasa lebih berat dan jujur jadi ngerasa ke notice sama diri sendiri, sadar kamaren-kemaren ngapain aja sih? Banyak buang-buang waktu untuk hal-hal yang sebenernya gak perlu dikerjakan. Bikin aku ngomong sama diri sendiri ayo balik lagi benerin schedule kamu yang pernah kamu hancurkan sendiri, ingat meghargai waktu itu sangat penting karena waktu yang telah berlalu takkan pernah kembali padaku. Udah waktunya berubah, udah makin dewasa, bukan cuma umur yang bertambah tapi pemikiran juga harus berubah, harus lebih dewasa karena akan semakin banyak amanah yang harus kamu emban. Bagaimana bisa kamu menjalankan amahan besar jika tidak dimulai dari hal kecil. Untuk Nasya, semangat ya, kamu pasti bisa. Anggap saja amanah kecil ini yang akan megajarkanmu untuk jauh lebih dewasa dalam mengatur kehidupan dan menghargai waktu. Ingat manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, manfaatkan waktu untuk kegiatan positif dan bermanfaat. Yang paling penting, kamu harus menyusun prioritas supaya semuanya semakin aman terkendali. Semangat ya, aku percaya Nasya bisa. Kamu orang yang kuat, kamu mampu. Allah percaya padamu makanya ngasih amanah ini.

     Akhir-akhir ini aku mikir semua yang udah diatur sama Allah tuh nikmat banget prosesnya. begitu kata Rima. Terima kasih untuk Rima yang telah mengingatkanku bahwa ini adalah bagian dari ketetapan Allah. Semoga aku juga bisa menikmati prosesnya, menjalankan semuanya dengan hati yang gembira bukan karena terpaksa. Karena mungkin ini adalah cara Allah supaya aku menjadi orang yang lebih bertanggung jawab atau mungkin ini cara Allah mengembalikan aku menajdi Nasya yang percaya pada kemampuannya tanpa pernah merasa insecure dengan kemampuan orang-orang disekelilingnya, Nasya yang selalu berpikir bahwa Ia juga bisa melakukan apa yang orang lain bisa. Nasya pernah sepercaya diri itu dan kali ini aku percaya pada Allah juga pada diri sendiri. Kalau mereka bisa percaya padamu artinya kamu mampu, mereka memilihmu karena mereka melihat kemampuanmu. Tugasmu adalah melakukan yang terbaik.

    Semakin dewasa semakin sadar aja kalau beban akan terus bertambah, amanah akan terus membesar, dan masalah akan datang silih berganti, makanya harus belajar hadapin itu dari sekarang bukan menjadi pecundang yang gugur sebelum bertempur, aku tak ingin mundur atau lari dari masalah. Aku ingin menjadi sorang yang terlatih kuat dan bisa survive di mana pun berada seperti yang ku pelajari saat menjadi anak pramuka, dengan simbol tunas kelapa yang artinya bisa tumbuh dimana saja dan semua bagiannya dapat bermanfaat untuk siapa saja.

    Terlalu naif rasanya jika aku bilang tak ada beban dan ketakukan. Jujur saja mungkin hampir setiap saat aku overthingking, ada banyak ketakutan yang mengganggu pikiran namun setiap saat itu juga aku mengatakan pada diriku sendiri untuk tidak takut menghadapi hal baru, bahkan takut berbuat salah, karena jika kita tidak mencoba kita tidak akan tau letak kesalahan itu, kita tidak akan tau apa yang harus diperbaiki. Dengan mencoba justru akan ada banyak hal yang bisa dipelajari karena yang penting bukan hanya teori tapi juga praktik. Bismillah, mudah-mudahan Allah mudahkan segala urusan kita ya. Aamiin. Semangat untukmu yang sedang memikul amanah^^


-Nasya-



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jarak Antara Ikhlas dan Kenyataan.

Tentang 'Kampus Impian' dan Aku Yang Tak Punya Impian.